masukkan script iklan disini
![]() |
Geger Dugaan Pelecehan Seksual di Kamar Operasi RSUD Luwu Timur, LSM lira angkat bicara |
LUWU TIMUR, SUARARAKYAT – Dunia medis di Kabupaten Luwu Timur diguncang kabar mencengangkan. Seorang pasien wanita diduga mengalami pelecehan seksual oleh oknum tenaga medis saat berada di ruang operasi RSUD I Lagaligo. Kasus ini viral di media sosial dan kini resmi dilaporkan ke pihak kepolisian.
Unggahan akun Facebook Tuthy Wulandari LaoedeAbs, yang mengaku sebagai keluarga korban, memicu gelombang kecaman publik. Dalam postingannya, Tuthy mengungkapkan bahwa adiknya berinisial CR, baru berani bicara setelah operasi, mengaku telah dilecehkan oleh seorang pria tinggi berkulit gelap saat proses pembiusan di ruang operasi.
“Minta tolong bantu up-kan… soalnya adik saya baru selesai operasi dan baru berani bicara, katanya waktu sebelum dibius, payudaranya dipegang oleh laki-laki di ruang operasi. Dan bukan hanya dia, katanya ada juga perempuan lain korban pelecehan saat operasi usus buntu,” tulisnya.
Kepada awak media, Tuthy membenarkan bahwa kasus ini sudah dilaporkan secara resmi ke Polres Luwu Timur pada Kamis (10/7/2025). “Sudah ditangani polisi, sudah saya dampingi. Bukan saya korbannya, tapi kakak saya. Ada juga wartawan dan pengacara saat laporan dibuat,” jelasnya melalui pesan Messenger.
Menyikapi kejadian ini, LSM LIRA Luwu Timur, Iwan, angkat bicara. Ia menyebut dugaan pelecehan seksual di ruang operasi adalah tindakan biadab yang mencoreng etika profesi dan kemanusiaan.
“Kami mengecam keras. Jika benar terbukti, ini bukan hanya pelanggaran kode etik, tapi kriminal murni. Penegakan hukum harus dilakukan tanpa kompromi. Kami juga mendesak rumah sakit memperketat sistem pengawasan internal,” tegasnya.
Iwan menambahkan, lingkungan medis seharusnya menjadi zona aman, terutama bagi pasien yang dalam kondisi rentan. Ia juga menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan kepada tenaga kesehatan, serta mekanisme pelaporan dan pengawasan yang bisa diakses langsung oleh pasien dan keluarga.
“Penting untuk memberikan pendampingan psikologis bagi korban dan memastikan trauma yang mereka alami tidak dibiarkan tanpa penanganan,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen RSUD I Lagaligo belum memberikan pernyataan resmi. Upaya konfirmasi yang dilakukan redaksi melalui WhatsApp ke Direktur RSUD dan Kepala Ruangan Operasi tidak mendapatkan respons.
Diamnya pihak rumah sakit justru memperkeruh situasi dan memperbesar keraguan publik atas integritas dan pengawasan internal lembaga pelayanan kesehatan tersebut.
Kasus ini kini menjadi perhatian serius masyarakat dan aktivis perlindungan pasien. Aparat penegak hukum didesak untuk segera menuntaskan penyelidikan dan mengungkap kebenaran di balik dugaan kejadian memilukan tersebut. (Tim)