masukkan script iklan disini
SELAYAR – Misteri baru muncul pasca insiden tongkang bermuatan pasir yang menghantam stasiun deteksi dini Tsunami milik BMKG di pelabuhan Rauf Rahman Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kapal TB.SLM 304, yang menjadi penarik tongkang dalam peristiwa itu, dilaporkan sudah tidak lagi berada di pelabuhan, padahal proses penyelidikan oleh UPP Kelas III Selayar disebut masih berjalan.
“Seharusnya kapal itu tetap berada di pelabuhan sampai proses penyidikan tuntas. Tapi sekarang sudah tidak ada,” ungkap salah satu sumber di pelabuhan, Minggu (26/10).
Belum diketahui secara pasti **kapan kapal tersebut meninggalkan pelabuhan dan atas izin siapa keberangkatan itu dilakukan. Padahal, sesuai ketentuan, kapal yang terlibat dalam insiden pelayaran umumnya **harus ditahan sementara sebagai bagian dari proses penyelidikan teknis dan administratif.
Insiden itu terjadi Selasa pagi (21/10) sekitar pukul 08.00 WITA, saat tongkang yang ditarik TB.SLM 304 kehilangan kendali dan menabrak salah satu bangunan di sisi pelabuhan. Akibat benturan keras, fasilitas tersebut mengalami kerusakan berat dan sebagian aktivitas pelabuhan sempat terganggu.
Kapten kapal, Rusdi, sebelumnya mengaku sudah meminta panduan sandar kepada pihak Syahbandar, namun tidak ada petugas yang datang ke lokasi.
“Semua kami lakukan sendiri. Tidak ada kapal assist, tidak ada panduan sandar,” ujarnya.
Pernyataan itu memperkuat dugaan kelalaian dari pihak Otoritas Pelabuhan Rauf Rahman Benteng maupun agen kapal yang bertanggung jawab terhadap pengaturan sandar.
Penyidik UPP Kelas III Selayar, Basri, membenarkan bahwa timnya masih mendalami aspek keselamatan dan kepatuhan terhadap prosedur operasional pelabuhan.
“Kami fokus pada dugaan kelalaian panduan sandar dan pengawasan kapal,” ujarnya.
Namun hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari Syahbandar maupun pihak agen kapal terkait keberadaan TB.SLM 304 yang diduga telah meninggalkan pelabuhan sebelum proses penyidikan selesai.
Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat dan pelaku pelabuhan apakah kapal sengaja dikeluarkan, atau ada pihak yang menutup mata?


