• Jelajahi

    Copyright © Suara Rakyat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Latest Post

    Iklan

    Skandal Bawang Putih Ilegal: Raja Mafia, Gudang Bayangan, dan Hukum yang Bungkam

    , Minggu, Juni 22, 2025 WIB Last Updated 2025-06-22T15:08:38Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Bawang putih ilegal bermerek AAA Panda diduga berasal dari Malaysia.

    Suararakyat, Pontianak, Kalbar– Aroma menyengat bawang putih kini bukan hanya soal dapur, tapi juga perkara nurani. Di balik tumpukan karung putih itu, terkuak jaringan mafia yang terstruktur, sistematis, dan diduga dilindungi. Barang masuk tanpa izin, didistribusikan lintas provinsi, dan lebih mencengangkan: semua berlangsung terang-terangan. Seolah hukum tak berdaya, atau sengaja bungkam.

    Bawang putih ilegal bermerek AAA Panda diduga berasal dari Malaysia. Komoditas itu membanjiri pasar tradisional Kalimantan Barat. Masuk lewat jalur darat dari negeri jiran, lalu menyebar hingga ke Pulau Jawa menggunakan jasa ekspedisi.

    Hasil penelusuran tim menemukan aktivitas bongkar muat dilakukan secara terbuka di sejumlah titik. Gudang-gudang bayangan tersebar dari Kubu Raya hingga Kota Pontianak. Di Desa Kapur, tim mendapati lebih dari 500 karung bawang putih tersimpan rapi. Penjaga gudang mengaku tak tahu asal-usul barang. Namun satu nama terus muncul: Bos Aris.

    Aris disebut sebagai pemilik gudang yang rutin menerima kiriman dari seorang bernama Erwin, sosok yang dikenal sebagai aktor utama jaringan distribusi ilegal ini. Erwin diduga mengendalikan jalur distribusi lintas provinsi dari Kalbar hingga Kalteng dan Kaltim.

    Salah satu gudang terbesar ditemukan di Jalan Budi Karya, Kota Pontianak. Lokasi ini disebut-sebut berada di bawah kendali ‘bos besar’ dari Cina. Di sana, kegiatan bongkar muat dilakukan siang hari, terbuka, dengan irama seperti bisnis sah. Warga sekitar tahu. Pedagang pasar tahu. Tapi aparat? Bungkam.

    Ada dugaan kuat jaringan mafia ini bukan hanya menguasai pasar, tapi juga membeli perlindungan hukum. Beberapa narasumber menyebut keterlibatan oknum aparat yang “pasang badan” demi kelancaran peredaran. Ketika tim mencoba konfirmasi ke pihak terkait—Bea Cukai, Karantina, hingga Kepolisian—respon yang didapat hanya senyap. Seperti gema di ruang kosong.

    Publik tak lagi bertanya apakah ini ilegal. Jawabannya sudah jelas. Yang mereka pertanyakan adalah: siapa yang melindungi? Mengapa tak ada tindakan?

    Ini bukan semata urusan bawang putih. Ini soal integritas negara. Jika praktik ilegal sebesar ini dibiarkan, bagaimana bisa rakyat percaya hukum ditegakkan di sektor lain?

    Krisis kepercayaan terhadap penegak hukum kini mencapai titik nadir. Diamnya lembaga-lembaga resmi atas pelanggaran terang-terangan hanya memperkuat asumsi: hukum bisa dibeli, dan kejahatan bisa lewat jalur cepat.

    "Jika aparat terus bungkam, rakyat akan bersuara. Dan jika negara tetap diam, sejarah akan mencatatnya." (TIM)


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini