masukkan script iklan disini
 |
| Taman Nasional atau Ladang Monopoli? Nelayan Takabonerate Terjajah di Negeri Sendiri |
Kepulauan Selayar – Mata pencaharian para nelayan yang bermukim di sejumlah pulau kecil dalam kawasan Taman Nasional Takabonerate, Kepulauan Selayar, kini menghadapi tekanan berat akibat penerapan sejumlah aturan baru yang dinilai merugikan masyarakat lokal.
Balai Taman Nasional Takabonerate, yang bekerja sama dengan pihak Kepolisian Selayar dan Polda Sulawesi Selatan, memperketat pengawasan terhadap aktivitas jual beli hasil tangkapan laut, khususnya ikan hidup. Seluruh nelayan diwajibkan menjalin kerja sama resmi dengan pihak balai. Jika tidak, alat tangkap seperti keramba dan jaring berpotensi disita oleh aparat yang berpatroli bersama Jagawana.
“Saat ini kami dilarang beroperasi kalau tidak bekerja sama dengan balai, padahal kami ini warga asli pulau ini. Ironisnya, justru orang luar yang datang membawa alat berat dan melakukan kegiatan yang kami anggap melanggar, dibiarkan saja,” ujar Rahmwat, salah satu nelayan setempat. (25/4/2025).
Alih-alih meningkatkan harga jual hasil tangkapan, nelayan justru mengaku harga ikan hidup semakin anjlok. Beban lain datang dari sulit dan mahalnya akses terhadap bahan bakar. Ketergantungan terhadap para “bos” yang memberikan pinjaman berbunga tinggi kian menjerat nelayan ke dalam lingkaran utang yang seolah tak berujung.
Nelayan juga mengaku kehilangan harapan pada pemerintah desa yang dinilai tidak berpihak kepada mereka. Distribusi bahan bakar pun dianggap dikuasai oleh pedagang ikan yang menaikkan harga semena-mena, dengan dalih “membantu” nelayan atas nama kepedulian.
Sementara itu, pengamanan di wilayah Taman Nasional Takabonerate semakin diperketat. Patroli gabungan yang melibatkan TNI, Polri, dan Jagawana berlangsung secara terjadwal untuk memastikan keamanan kawasan konservasi tersebut.
Warga berharap adanya evaluasi kebijakan serta perhatian nyata dari pemerintah pusat, agar perlindungan ekosistem tidak harus mengorbankan kehidupan dan penghidupan masyarakat lokal yang selama ini bergantung pada laut.
