masukkan script iklan disini
![]() |
Kasus Penganiayaan di Ranuyoso: Bukti Video Kuat, Tapi Terduga Tak Mengakui |
RANUYOSO, LUMAJANG — Dua kasus dugaan penganiayaan dan pemukulan yang terjadi di Dusun Depsulur, RT 05/RW 04, Desa Ranuyoso, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, menimbulkan polemik. Terduga pelaku, seorang perempuan bernama Sani—istri dari Ento—diduga melakukan kekerasan terhadap anak tirinya, Nasiya. Meski bukti rekaman video telah beredar dan dinilai cukup kuat, terduga hingga kini masih bersikukuh tidak mengakui perbuatannya.
Ironisnya, dugaan intervensi kekuasaan mulai mencuat. Mantan kepala desa dan kepala desa aktif disebut-sebut ikut turun tangan mendatangi rumah korban, Ibu Nasiya, dengan maksud membujuk agar kasus tidak dilanjutkan demi menjaga citra desa. Kejadian itu terekam dalam video yang kini berada di tangan tim media.
Namun, korban bersikap tegas: menolak segala upaya damai dan bertekad melanjutkan proses hukum.
“Kasus ini harus dituntaskan. Jangan sampai hukum tumpul ke atas, tajam ke bawah,” tegas Ketua Kaperwil Jawa Timur yang ikut mengawal proses pelaporan. Ia menyatakan komitmennya untuk mengawal kasus ini hingga selesai dan memberikan keadilan kepada korban.
Pihak keluarga korban pun buka suara. “Kami tidak akan berhenti sebelum pelaku dijebloskan ke penjara dan dihukum sesuai hukum yang berlaku. Ini soal keadilan dan efek jera,” ujar perwakilan keluarga kepada media.
Kasus ini menjadi ujian bagi aparat penegak hukum (APH) di Ranuyoso dan Lumajang. Masyarakat berharap hukum tetap berdiri tegak tanpa pandang bulu. Jika hukum bisa diintervensi oleh mantan pejabat atau kekuatan tertentu, kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum akan semakin runtuh.
Pesan tegas pun disampaikan kepada para penguasa yang mencoba ‘melembekkan’ hukum: jangan sekali-kali mempermainkan keadilan. Hukum harus lurus dan tidak tunduk pada jabatan, kekuasaan, atau kepentingan pribadi. (Syamsul Bahri)