• Jelajahi

    Copyright © Suara Rakyat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    RSUD dr Moch Saleh


    Inspektorat Probolinggo



    Latest Post

    Iklan

    Nelayan Takabonerate Hadapi Kendala Akses Solar, Arsil : Harusnya Sudah Ada UPBN di Kawasan

    , Minggu, Mei 18, 2025 WIB Last Updated 2025-05-18T03:33:20Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Arsil Ihsan, anggota legislatif dari Partai NasDem di Selayar, menyuarakan perlunya intervensi kebijakan


    Selayar, Suararakyat — Nelayan di Kepulauan Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan serius dalam mendapatkan bahan bakar jenis solar. Keterbatasan distribusi resmi dan tingginya ketergantungan pada pasokan dari luar pulau memperburuk situasi.

    Berdasarkan data dari enam desa utama di kawasan ini—Pasitallu, Latondu, Rajuni, Tarupa, Jinato, dan Tambuna—total kebutuhan solar nelayan mencapai lebih dari 31.000 liter per bulan. Sebanyak 2.107 nelayan dan 1.369 perahu bergantung pada pasokan bahan bakar tersebut.

    Desa Rajuni mencatat konsumsi tertinggi, yakni 9.250 liter per bulan, diikuti Jinato (7.750 liter), Tarupa (5.800 liter), dan Pasitallu (3.175 liter). Rata-rata, satu perahu memerlukan 10 hingga 25 liter solar per hari.

    Harga solar di wilayah ini berkisar antara Rp 11.000 hingga Rp 13.000 per liter, jauh lebih tinggi dibandingkan harga subsidi nasional. Sebagian besar pasokan solar didatangkan oleh pembeli ikan dari Kabupaten Sinjai dan Bulukumba, yang secara berkala berlayar menggunakan kapal besar.

    Para pembeli tersebut juga membawa barang kebutuhan pokok, alat tangkap, dan perlengkapan harian nelayan. Kondisi ini menciptakan ketergantungan struktural terhadap pasokan dari luar wilayah.

    Arsil Ihsan, anggota legislatif dari Partai NasDem di Selayar, menyuarakan perlunya intervensi kebijakan. Ia mendesak pemerintah daerah membentuk Unit Penyalur BBM Nelayan (UPBN) di titik-titik padat nelayan di wilayah Taka Bonerate.

    “Jika pemerintah serius, seharusnya sudah ada UPBN di kawasan ini,” ujarnya.

    Arsil juga mendorong adanya subsidi biaya distribusi dari pusat kabupaten untuk menurunkan ongkos logistik antarpulau. Selain itu, nelayan di kawasan ini juga menghadapi pembatasan karena berada di wilayah konservasi Taman Nasional Takabonerate, yang berada di bawah pengelolaan balai konservasi.

    Pemerintah daerah dan instansi terkait diminta segera mengambil langkah sistematis guna menjamin keberlanjutan ekonomi nelayan dan menjaga ketahanan pangan laut di Kepulauan Selayar.


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini